Pentingnya menggunakan digital teknologi dalam membantu tugas RT-RW- Kelurahan
by Swasta Priambada*)
Penggunaan teknologi digital (misal google meet, Qlue—aplikasi laporan warga , dan tentu WhatsApp) yang memungkinkan dan terjangkau serta gratis sangat dianjurkan. Aplikasi Qlue juga memudahkan koordinasi keamanan warga/masyarakat langsung dengan pihak formal pemerintah yaitu kelurahan, sebagai organisasi pemerintahan terendah yang mengayomi warga–dan secara tidak langsung kepolisian (dari tingkat perwira–bila ada warga RW yang kebetulan perwira polisi/TNI, sampai para bapak /ibu anggota babinsa, babinkamtibmas). Dengan demikian, hal-hal di atas sangat penting, mengingat bantuan dan support dari teknologi tersebut untuk membantu kelancaran tugas ke rw-rt antara lain:
- Manfaat umum
– google meet bermanfaat untuk bertemu virtual bersama dengan penjelasan pada saat itu juga
(secara bersamaan).
– google form untuk survey
– google mail (gmail ) untuk kelancaran surat-menyurat elektronik, maupun untuk bulletin elektronik (newslatter) berjangka waktu, yang berisi perkembangan terkini sosial masyarakat dan info : dari pemerintah, polisi serta Usaha kecil menengah (UKM) di sekitar wilayah RW. Khususnya UKM, newsletter RW dapat mengenalkan UKM tetangganya sendiri, yang mungkin sebelumnya belum diketahui walaupun satu wilayah rw/rt.
– Semua fasilitas tersebut adalah gratis dari google. Penggunaan fasilitas tersebut diawali dengan membuat akun email (gmail). Berikut link asli yang dapat diaskses (Membuat akun Gmail – Bantuan Gmail (google.com).
- Kegunaan teknis:
1) membantu ketua rw dan rt dengan memudahkan koordinasi dengan:
- Seluruh warga , khususnya RW, bila setiap warga memiliki gmail. Hal ini berguna untuk memudahkan webinar-pelatihan dan seminar online pada warga. Kita mengerti bahwa di Indonesia pada umumnya pemahaman digital (digital literacy, knowledge serta ketrampilan digital) masih perlu ditingkatkan pemerataannya(inequal), baik ekonomi dan pendidikannya. Sehingga perlu adanya daya upaya untuk mengurangi gap tersebut.
- badan atau organisasi lain di luar rw, misal kelurahan, puskesmas, Dinas sosial, tni/polri, komunitas Usaha kecil menengah (UKM)/ pihak terkait yg lebih luas, dll.
- Antar pengurus rw/rt
2) Adanya keuntungan/manfaat teknologi digital terjangkau, yaitu :
(1) Sifatnya flexible, sehingga pengurus rt/rw masih yang masih aktif bekerja dapat tetap profesional bekerja pada jam kerja utamanya,(jam 8.00- 16.00), namun tidak ketinggalan informasi, karena bisa direkam atau kalau memungkinkan–atau disambi (bersama kerja utamanya, tapi sebaiknya jangan, seyogyanya adakan pada waktu paling bijak/kompromi untuk tugas sosial masyarakat).
- Semoga pihak kelurahan atau pihak lain yang mengundang perangkat RT/RW sepenuhnya sadar bahwa tugas ke RT/RW an adalah tugas sosial disamping profesi utamanya. Oleh karena itu, jadwal rapat hendaknya kompromistis 2 arah (institusi formal, ex: kelurahan dan masyarakat –yang diwakili RT/RW). Bukankah ini tugas instansi formal /kelurahan sebenarnya? namun di Indonesia pemerintah meminta bantuan RT/RW. Sedikit berbeda dengan di negara lain, Australia yang saya ketahui. Yang pemerintahannya tidak terlalu mengatur sampai detil fungsi perangkat kemasyarakatannya. Mereka lebih bersifat komunitas yang tumbuh bottom-up. Selanjutnya sebab lain yang mengahalagi kehadiran secara fisik, karena misal: terkendala cuaca, pekerjaan yang tidak memungkinkan datang untuk kumpul rapat.
(2) Membantu kelancaran informasi /pengumuman yang terkadang mendadak/bersifat segera (semoga tidak sering-sering seperti ini atau setidaknya diminimalkan), sehingga dapat diteruskan secara segera pada warga. Namun lebih baik lagi informasi yang disebarkan dari kelurahan, puskesmas, kepolisian dan badan-badan yang mengajak kerjasama RT/RW didesain lebih awal–tidak mendadak, lebih baik sehingga pengerjaannya pun tahap demi tahap dengan hasil lebih maksimal.
Termasuk dalam hal ini membantu warga yang ingin share prospek usahanya dan promosi (baik dari tingkat mikro, UKM maupun perusahan besar), maupun siapapun warga yang akan sharing pengetahuannya. Misal bapak ibu/guru dosen, guru atau siapaun yang ingin berbagi manfaat kebaikan untuk orang lain.
Tidak menutup kemungkinan warga dari berbagai macam profesi bisa sharing kemanfaatan juga untuk kemasalahatan/kebaikan umat/warga.
(3) solusi atas physical distancing karena pandemik, karena tidak harus datang secara fisik untuk pertemuan
(4) otomatis membantu dokumentasi RT/RW—dengan jejak digitalnya, serta yang terpenting penyaluran nilai-nilai yang baik dari generasi pendahulu (pengurus RT/RW) dan warga siapapun yang terlibat pada generasi bangsa selanjutnya. Sebab, generasi inilah yang akan memegang keluhuran nilai generasi pendahulu, misalnya simpati, peduli, toleransi untuk diestafetkan pada jamannya.
Semoga ciri unik bangsa Indonesia dengan ke rt/rw-annya, lembaga sosial lain, seperti PKK, kader kesehatan, kader sosial, dasa wisma dll–sebagai salah satu upaya mengatasi masalah sosial langsung di masayarakat dengan kekeluargaan, ketulusan hati untuk kebaikan dapat langgeng jaya. Organisasi pemerintahan seperti kelurahan (terutama)/puskesmas/POLRI/TNI dan lembaga sekitar pemerintah–di tempat saya seperti contohnya ada Universitas Negeri/politeknik juga sadar akan posisinya sebagai pihak yang / minta bantuan warga langsung (lewat rt/rw dan badan -badan kemasyarakatan lain seperti di atas) juga aware/sadar posisi. Sekali lagi karena ciri unik hubungan warga, termasuk komunitas sosial dan pemerintah di NKRI tercinta ini belum tentu ada di negara lain. Salam kompak!
“teman-teman, kalau ingin mengutip tulisan ini, mohon jangan lupa ditulis sitasinya, ya:) . Thanks!”
Priambada, Swasta (2022, Mei 15). Peran Teknologi Digital terjangkau di RT/ RW. Notes Swasta Priambada. http://swastapriambada.lecture.ub.ac.id/2021/12/peran-digital-teknologi-terjangkau-di-rt-rw/
*) pengalaman pengabdian masyarakat (ke RW- RT an) di RT.05/ RW 10 Kel. Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen dan sedikit tahu organisasi kemasyarakatan di lingkungan (neighborhood), Boxhill south, Australia
2019-2021: anggota neighborhood watch, boxhill, Victoria
2016- 2018: sekretaris RW, membantu bapak ketua RW, seorang wirausahawan
2013- 2016: idem
2010-2013 : idem
2007-2010: sekretaris RW, membantu tugas bapak ketua RW, pensiunan guru SMAN 1 Malang.
2003- 2007: idem; menggantikan bapak sekretaris RW lama (seorang anggota TNI yang pindah tugas luar jawa)
2000-2003: sekretaris RT.05/RW 10, membantu tugas ke-rt-an Bapak ketua RT, seorang wirausaha.
1990-2000:membantu alm.bapak Drs. Ms Budhyantara (ka rt.05 rw 10, pensiunan guru SMAK dempo/ST Albertus; wirausaha budhy brothers grup)
– ikut menyebarkan undangan-pengumuman rt manual dari rumah ke rumah.
(1995-1998) menyelenggarakan lomba2 17 an untuk anak2-warga perayaan di kampung.